Senin, 30 September 2019

[Review] Novel C’est La Vie



Judul                     : C’est La Vie
Penulis                 : Mirna Basthami
Penerbit              : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan               : Pertama, Desember 2018
Tebal                     : 132 halaman




Setiap orang pasti harus membuat keputusan di kehidupannya.  Entah saat memilih jurusan di sekolah, kuliah, bahkan saat menjelang dewasa. Keputusan itu tentu diiringi dengan pertimbangan yang matang. Karena kita bertanggung jawab pada keputusan yang telah kita ambil.

Novel C’est La Vie menceritakan kehidupan Maura yang dipenuhi dengan keputusan yang sulit. Ia diminta orangtuanya menikah dengan Arya ketika Maura sendiri ragu. Tapi, akhirnya Maura menurut karena desakan orangtuanya.

Setelah menikah, hubungan rumah tangganya berjalan mulus. Tetapi semakin hari, timbul masalah-masalah pelik. Hingga akhirnya Arya menipu Maura secara finansial. Hal ini yang membuat Maura sedih.

Love begins with a smile, grows with a kiss, ends with a tear (halaman 12).

Maura bekerja keras untuk membayar semua utang Arya atas nama dirinya. Ia mencoba menghubungi Arya berkali-kali, tapi Arya memang pergi tanpa mau bertanggung jawab. Masalah ini, Maura simpan rapat-rapat. Kecuali pada Sofia, sahabatnya.

Karena tidak tega, Sofia ikut membantu Maura. Tak hanya itu, Raka, kakak Sofia pun juga turut membantu. Raka merasa tersentuh dengan keteguhan Maura.

“… Kami kagum dengan ketegaran dan kesabaranmu. Oleh karena itu, kami berdua sangat menghargai dirimu…” (halaman 93).

Seiring berjalannya waktu, Raka justru jatuh cinta dengan Maura. Sementara Maura masih merasa masalahnya dengan suaminya belum selesai. Bagaimana kelanjutan hubungan mereka?

Novel ini begitu manis dan sedih sekaligus. Pembaca akan diajak mengikuti kehidupan Maura yang dipenuhi lika-liku. Dengan alur cepat, rasanya tidak ada adegan yang terlewatkan. Di buku ini juga terselip kutipan dan sajak yang menghibur.

Sabtu, 01 Juni 2019

[Review] Penyap

[Memaknai Kehidupan dari Novel ]


Judul Buku                  : Penyap

Penulis                         : Sayyidatul Imamah
Dipublikasikan di        : Storial
Tebal                           : 58 bab (selesai)

Sebanyak apa sih manusia yang hidup di dunia ini? Milyaran? Salah, Bro. Manusia yang hidup bukan yang bernapas dan bisa berjalan. Tapi manusia yang sering benar-benar tersenyum dan tertawa di kehidupannya (Aku iri dengan manusia ini), maksudku, mereka gak memalsukan senyum dan tawa mereka (bab 9).

Anna dan Leo berencana bunuh diri di rel kereta api. Keduanya bertemu tanpa janjian. Tapi, keduanya saling mengenal karena dari sekolah yang sama. Leo menggiring Anna ke tepi rel kereta api tepat kereta api akan melintas.

Usaha bunuh diri dua remaja tersebut gagal total. Meski begitu, ada hikmah yang bisa dipetik. Anna dan Leo jadi saling mengenal. Leo juga mengantar Anna pulang ke rumahnya. Walau perjalanan singkat, keduanya menikmati momen tersebut.

Kejadian demi kejadian mengantarkan mereka lebih dekat. Saat Leo dipukul oleh temannya, Anna datang membantu mengobati lukanya. Lalu, saat Pak Ridwan menyarankan Anna dan Leo untuk ikut tutor dengan Rio karena keduanya jarang masuk.

Novel Penyap sangat cocok dibaca oleh siapa saja. Well, buku ini bukan mendorong pembaca untuk bunuh diri, kok. Tapi, lebih memaknai kehidupan itu sendiri. Seperti judul artikel yang Leo tulis di blognya. Mati itu mudah, hidup yang susah.

Disajikan dengan dua sudut pandang, Anna dan Leo, yang konsisten berganti-gantian di setiap bab. Membuat pembaca memahami setiap gejolak emosi dalam diri Anna dan Leo. Anna yang memiliki penyakit leukimia. Setiap hari orangtuanya sibuk memerhatikan kondisinya. Lengkap dengan obat-obatan di kotak makannya.

Lalu, ada Leo. Ayah kandungnya meninggal karena gantung diri. Ibunya menikah lagi dan kehidupan yang dijalani semakin parah. Ayah tirinya suka mabuk dan memukul. Leo muak dengan kehidupannya. Ia bisa saja keluar dari rumah dan tidak pernah kembali. Tapi Ibunya pasti akan menjadi korban kekerasan Ayah tirinya seorang diri.

Dengan dua situasi berbeda, penulis meramu setiap masalah dua tokoh secara mendalam. Tidak ada adegan pengulangan di bab selanjutnya, yang membuat novel ini dirasa menyengarkan. Kegelisahan Anna yang terlalu diperhatikan berlebihan dan menghabiskan dana. Serta, Leo yang jungkir balik menjalani kehidupannya meski tidak tahu alasan bertahan.

Novel dengan mental illnes ini begitu menohok. Banyak pelajaran yang bisa dituai. Tentang pentingnya kasih sayang dalam keluarga. Mendiskusikan perasaan secara terbuka pada orangtua. Anna dan Leo begitu khas remaja dengan segala kepolosannya.

Kedua tokoh ini saling mempengaruhi dalam mengambil keputusan. Tentang Anna yang merasa dipahami oleh isi blog Leo. Serta Leo yang senang mendapat senyum dari Anna. Keduanya bertarung dengan kemelut hati masing-masing dan mencoba menguraikannya dengan segala upaya mereka sebagai remaja.

Isu suicide yang diangkat di buku ini cukup menarik sekaligus memprihatinkan. Tekanan dan beban yang ditanggung Leo dan Anna begitu berdampak pada psikis dan cara mereka memandang dunia.
Aku sangat menikmati membaca buku ini. Narasinya banyak, tapi nggak membosankan. Penulis berhasil memanuver ceritanya dan mengikat kisah di akhir tanpa ada plot bolong. Dua tokoh di sini benar-benar meninggalkan bekas mendalam kepadaku.
Rekomended banget cerita Penyap ini. Enggak sabar meluk Anna dan Leo dalam bentuk buku fisik :)

Sebenarnya banyak banget quote yang bertebaran di buku ini. Tapi terpaksa kupilih beberapa yang paling jleb.

Quote favorit:

Dari sudut pandang Anna.

Mereka menyayangiku. Aku menyayangi mereka. Namun, kami tidak bahagia (bab 5).

Orang seperti apa yang pantas untuk diharapkan mati? (bab 7).

“Karena kamu, aku masih di sini.” (bab  11).

Waktu memang menakutkan (bab 33).

Dari sudut pandang Leo.

Tidak pernah ada alasan sepele untuk bunuh diri (bab  8).

Sedikitnya ada satu orang yang bunuh diri setiap 40 derik di dunia ini. Negara dengan angka bunuh diri tertinggi pada tahun 2017 adalah Lithuania (bab 10).

Aku bersandar padanya, dan dia bersandar padaku. Kami menjadi dua orang yang saling bersandar (bab 34).






[Review] String Attcahed

[Antara Memperjuangkan Impian dan Pekerjaan]  



Judul buku                  : String Attached
Penulis                         : Jia Effendi
Dipublikasikan di        : Storial
Tebal                           : 12 bab (on going)

Kamu tidak membutuhkan alasan jika kamu mencintai sesuatu (bab 8).

Gimana kalau laptop milikmu diakuin sama orang lain? Kesel, kan? Ini lah yang terjadi pada Yarra. Seorang pria bersikeras mengaku-ngaku laptop yang sedang digunakan adalah miliknya. Awalnya Yarra tak menggubris. Tapi pria tersebut menganggunya terus menerus.

Masalah ini yang menjadi sajian pembuka String Attached. Ketika pria itu mengaku salah, Yarra berharap tak pernah bertemu lagi dengannya. Tapi dugaannya salah.

Mereka justru dipertemukan kembali. Yarra yang bekerja sebagai reporter diberi tugas untuk mewawancarai Gala karena profesinya yang tak biasa, yakni seorang seniman marrionate.
Wawancara tentang marrionate itulah yang membangun hubungan Yarra dan Gala menjadi lebih baik. Tapi tak selalu mudah, sebab Yarra kembali mengenang masalahnya sendiri. Krisis kepercayaan diri karena review buruk di Goodreads. Lalu, Gala yang harus rela kehilangan posisi direktur di Sadajiwa, perusahaan keluarganya.

Well, tulisan Kak Jia kayaknya enggak usah kuragukan lagi. Selalu kaya diksi dan menyegarkan. Kini, Strings Attached yang berawal dari naskah Dy Lunaly juga berhasil diramu dengan baik.
Meski begitu, pengulangan beberapa adegan dari prolog ke bab kedua dirasa terlalu membosankan. Aku pikir, penulis bisa memasukkan adegan baru (setelah kejadian di prolog), bukannya mengulang kembali. Atau mungkin di saat prolog bisa menyajikan saat Yarra baru masuk ke kafe tersebut dan duduk di sana. Lalu, Gala datang dan menengurnya. Jadi, pembaca akan bertanya-tanya adegan berikutnya. Namun, penulis tentu lebih tahu alur yang tepat untuk ceritanya sendiri.
Strings Atteched disuguhkan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Pembukaannya pun jauh dari kata klise. Selain itu, novel ini mengajak pembaca mengenal marrionete. Karena pernah mencoba memainkannya, aku merasa cerita ini sesuai sekali dengan kenyataan.
Selain itu, sudut pandang ketiga yang sesekali bergantian antara Yarra dan Gala, membuat kita memahami pikiran dan keputusan mereka. Ditambah dengan alur maju mundur yang menambah pembaca mengenal Yarra dan Gala secara mendalam. Konflik batin keduanya benar-benar menguras emosi.

Cover
Cover cerita ini bergambar unicorn dengan latar pink. Pembaca akan dibuat bertanya-tanya makna cover tersebut. Jawabannya pun tersaji di prolog dan bab kedua.

Overall
Secara keseluruhan, dari 12 bab (yang baru di update) Strings Atteched cocok sekali untuk menjadi bacaan kala santai. Aku yakin pembaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk mengejar impian masing-masing. Tak sabar untuk menyelesaikan membaca kisah Yarra dan Gala.

Quote Favorit:
Kau hadir hanya sekejap untuk kemudian terhapuskan akibat kemampuan mengingat manusia yang terbatas, tergerus urusan-urusan semenjana (bab 10).

Senin, 10 September 2018

[Review] His Wife






Judul buku           : His Wife
Penulis                 : Auroragong-Ju
Penerbit               : Lokamedia
Cetakan               : Pertama, Februari 2018
Tebal                   : 465 halaman
ISBN                   : 978-602-5509-08-7
 


Jena masih setia dalam diamnya, walau hatinya terus bergemuruh. Dia sangat berharap dan menantikan lanjutan kalimat Kevin yang tersendat-sendat. Namun, harapan itu bergeser dengan kekecewaan (Hlm 424).

***

Kehidupan bahagia setelah pernikahan merupakan impian semua orang. Namun bagaimana jika impian itu tidak terwujud? Padahal ikrar pernikahan bukan perkara main-main. Mengakhiri hubungan juga bukan keputusan yang bijak.

Novel ini mengisahkan tentang Jena yang berprofesi sebagai perancang baju pernikahan dan Kevin yang konglomerat. Awal pertemuan mereka adalah keisengan beberapa orang. Atasan Jena, Renata, mendaftarkan Jena sebagai salah satu peserta dari sayembara pencarian jodoh.

Sedangkan Papa Kevin, membuat sayembara pencarian jodoh dengan Kevin sebagai subjeknya. Keisengan itu mengantarkan Jena dan Kevin untuk bertemu. Hingga beberapa kejadian, justru memantapkan Kevin untuk meminang Jena.

Acara lamaran resmi baru saja selesai dilaksanakan. Orang tua Kevin dan saudara yang ikut dalam lamaran itu terlihat masih nyaman berbincang dengan keluarga Jena (Hlm. 127).

Semula, kehidupan Jena dan Kevin berjalan normal dan baik-baik saja. Tapi hadirnya Hera, perempuan masa lalu Kevin mengoyahkan pernikahan mereka. Jena pun mencari tahu tentang Hera ke sahabat Kevin, Angga. Namun jawaban Angga di luar perkiraan Jena.

“Kenapa kamu meributkan masa lalu? Kamu juga punya masa lalu, kan? Kamu juga punya mantan, kan? Kevin tidak pernah meributkannya bukan?” Jawaban Angga itu membuat Jena tersentak (Hlm. 250).

Di tengah kekhawatiran Jena, ia harus hamil dengan berbagai macam beban pikiran. Demi menenangkan diri dari masalah, Jena semakin sering kabur-kaburan dari rumah.

Novel dengan alur maju ini membius pembaca untuk terus mengikuti kerumitan Jena dan Kevin sampai akhir. Plot yang tak terduga membuat pembaca terpikat di halaman pertama membaca. Dengan gaya bahasa renyah membuat kisah mudah dipahami.

Selain itu, banyak pesan tersirat yang penulis sampaikan. Mengenai kehidupan pernikahan yang berliku. Permasalahan rumah tangga yang ada seharusnya dihadapi dengan kepala dingin. Tentang belajar dari masa lalu, kesempatan memperbaiki dan hubungan yang harus dipertahankan.